LITOSFER (BATUAN BEKU, BATUAN SEDIMEN, BATUAN METAMORF)
LITOSFER
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit bumi. Lapisan litosfer sering disebut lapisan silikat, memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
LAPISAN PENYUSUN/PEMBENTUK LITOSFER
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,
1. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku menjadi padat, dengan sekitar 80% material batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan beku.
Ciri-ciri khusus batuan beku:
a. Warna
Batuan beku memiliki banyak warna yang disebabkan oleh penyusun batuan ini. Komposisi dan pencampuran mineral merupakan inti utama asal dari beragam warna yang muncul. Untuk batuan beku memiliki warna dari hitam, abu-abu, sampai putih cerah.
b. Tekstur
Batuan beku memiliki tekstur yang beragam juga. Seperti pada warna, tekstur batuan beku juga bergantung pada kandungan komposisi mineralnya. Mineral dan jenisnya memiliki hubungan erat dengan kristalinitas, granularitas, dan bentuk kristal.
c. Tingkat kristalisasi
Kristalinitas memberikan pernyataan berikut; apabila batuan beku mengalami perlambatan magma yang ada, maka kristal kemungkinan besar berbentuk kasar. Sebaliknya, jika magma mempercepat prosesnya dalam pembuatan batuan beku, maka dapat disimpulkan bahwa kristal pembentuknya dalam keadaan halus.
d. Visualisasi granulasi
Granularitas adalah ukuran pada batuan beku. Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan dengan mata biasa dan melalui kaca pembesar.
e. Bentuk kristal
Ditemukan tiga bentuk kristal apabila diamati dari pandangan dua dimensi yaitu, euhedral (bentuk asli bidang kristal dan menjadi batas mineral), subhedral (batas dari kristal sebagian sudah tidak terlihat), dan anhedral ( tidak ada kristal asli dalam batuan).
Batuan beku sendiri dibagi menjadi 3 macam berdasarkan tempat terbentuknya yaitu,
a. Batuan Beku Dalam (Plutonik/Abisik)
Batuan beku dalam terjadi dari pembekuan magma yang berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit, diotit, dan gabbro.
b. Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok terjadi dari magma yang membeku di lorong antara dapur magma dan permukaan bumi. Magma yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami proses pembekuan yang berlangsung lebih cepat, sehingga kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar. Campuran kristal mineral yang besarnya tidak sama merupakan ciri batuan beku korok.
c. Batuan Beku Luar
Batuan beku luar terjadi dari magma yang keluar dari dapur magma membeku di permukaan bumi (seperti magma hasil letusan gunung berapi). Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit,obsidin, scoria, batuan apung (bumice).
Genesa batuan beku:
2. Batuan Sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah salah satu dari tiga kelompok utama batuan (bersama dengan batuan beku dan batuan metamorfosis) yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen. Materi hasil erosi terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga yang ringan. Cara pengangkutannya pun bermacam-macam seperti terdorong (traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk suspensi, dan ada pula yang larut (salution). Klasifikasi lebiih lanjut seperti berikut:
a. Berdasarkan proses pengendapannya
1) batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
2) batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
3) batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
b. Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
1) batuan sedimen aerik (udara)
2) batuan sedimen aquatik (air sungai)
3) batuan sedimen marin (laut)
4) batuan sedimen glastik (gletser)
c. Berdasarkan tempat endapannya
1) batuan sedimen limnik (rawa)
2) batuan sedimen fluvial (sungai)
3) batuan sedimen marine (laut)
4) batuan sedimen teistrik (darat)
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
· Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
· Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
· Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
· Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
· Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
Proses Terbentuknya Batuan Sedimen
Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses pengerasan atau pembatuan yang melibatkan :
a. Pemampatan (Compaction)
b. Penyimenan (Cementation)
c. Penghabluran semula (Recrystallization
Contoh batuan sedimen:
3. Batuan Metamorfosis
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk melalui proses metamorfosisme pada batuan yang telah ada sebelumnya. Proses metamorfosisme merupakan proses-proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh dari kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi. Proses metamorfosisme terkadang tidak berlangsung sempurna sehingga perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakan pada batuan saja yang berubah. Sedangkan proses metamorfosisme yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi.
Proses metamorfosisme disebut juga sebagai proses perubahan bentuk. Artinya, batuan metamorf merupakan hasil dari perubahan suatu tipe batuan yang sudah ada sebelumnya. Batuan metamorf disebut juga sebagai batuan malihan. Salah satu fungsi batuan metamorf adalah untuk mengetahui suhu dan juga tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi. Jenis-jenis batuan metamorf Dalam buku Modul 2 Geologi Dasar (2019) karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dijelaskan bahwa ada tiga jenis batuan metamorf, yaitu:
a. Batuan metamorf kontak Batuan metamorf kontak adalah jenis batuan metamorf yang mengalami proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi atau sebagai akibat dari adanya aktivitas magma. Salah satu contoh batuan metamorf kontak adalah marmer. Marmer termasuk batuan malihan dari batu gamping.
b. Batuan metamorf dinamo Batuan metamorf dinamo adalah jenis batuan metamorf yang mengalami proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya tekanan tinggi yang berasal dari tenaga endogen dalam waktu yang lama. Contoh batuan metamorf dinamo adalah batu lumpur (mud stone) menjadi batu tulis (slate). Batuan jenis ini banyak ditemukan di daerah patahan atau lipatan.
c. Batuan metamorf kontak pneumatolistis Batuan metamorf kontak pneumatolistis adalah jenis batuan metamorf yang mengalami proses metamorfosis sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Pengaruh gas yang panas tersebut menimbulkan perubahan komposisi kimiawi mineral dari batuan jenis ini. Contoh batuan metamorf kontak pneumatolistis adalah batu kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin atau sejenis permata. Contoh lainnya adalah batu kuarsa dengan gas florium dan berubah menjadi topas.
Contoh Siklus Batuan
Komentar
Posting Komentar