Kegiatan Ekonomi Manusia dari Waktu ke Waktu


Kegiatan Ekonomi Manusia dari Waktu ke Waktu


A. Hunting and Fishering Industry
Merupakan tahap manusia dalam pembaharuan, tahap manusia yang masih premitif, ini biasanya masih nomeden atau nomadie (semi nomadis). Dalam hunting dan fishering ini ,aktivitas manusia terbatas pada  hewan-hewan yang hidup di daerahnya saja. Yang dikenal pada zaman prasejarah yaitu zaman berburu, dimana kehidupan manusia masih sifatnya berpindah-pindah dari satu ketempat lainnya, dan bisa dikatakan sebagai budaya berpindah-pindah.
Dalam sumber lain, dikatakan bahwa Hunting and Fishering industries adalah masa dimana cara manusia purba mengumpulkan makanan-makanan yang dibutuhkan mereka untuk bertahan hidup adalah dengan berburu dan mengumpulkan makanan yang tersedia dari alam (sungai, danau, laut, dan hutan-hutan yang ada di sekitar tempat bermukim mereka pada saat itu). Masa Berburu dan Mengumpulkan makanan terjadi pada masa Paleolithikum (zaman batu tua), yang berbarengan dengan kala Pleistosen yang terjadi sejak 2 juta tahun yang lalu. Masa berburu dan mengumpulkan makanan berlangsung selama 600.000 tahun. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di gua-gua alam, utamanya di gua-gua paying, yang setiap saat mudah untuk ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat itu.
Pada tahap berburu dan mengumpulkan makanan ini, para manusia purba tidak hidup secara menetap pada satu tempat secara permanen, melainkan secara nomaden (Tidak menetap di satu tempat), karena mereka mengandalkan alam sepenuhnya untuk persediaan makanan, mereka akan mencari bahan makanan di tempat baru setelah di tempat yang lama telah habis pesediaan makanannya. Walau begitu, mereka tidak sepenuhnya nomaden, karena mereka masih tinggal sementara di suatu tempat tertentu, sehinga disebut seminomaden
Para manusia purba tersebut tinggal di kawasan yang berupa padang rumput dengan semak belukar dan hutan kecil di sekitarnya, dekat dengan sumber air, danau, dan rawa. Di kawasan itu, mereka tinggal pada gua-gua yang ada, karena gua-gua tersebut terbilang aman dari serangan musuh dan binatang buas dan siap pakai tanpa harus dibuat lagi. Gua yang mereka tinggali bisa berupa gua alam (cave) atau gua payung bukit karang (abris sous roche). Mereka menggunakan gua sebagai pangkalan / markas, mereka pergi mencari makanan pada pagi hari dan pulang ke gua mereka pada saat hari sudah sore. Besoknya mereka pergi mencari makanan lagi, tapi ke arah berbeda dari yang mereka tempuh pada hari sebelumnya.
Makanan yang biasanya dicari dan dimakan oleh para manusia purba meliputi tumbuhan-tumbahan, buah-buahan, biji-bijian, dan akar-akaran yang ditemukan oleh mereka, dan daging hewan-hewan seperti rusa, kerbau, banteng, tapir, monyet, gajah, dan kuda nil. Awalnya daging hewan ini dimakan mentah-mentah, karena api belum ditemukan. Sesudah api ditemukan, daging mulai dibakar dengan dimasukkan langsung ke api untuk melunakkan serat daging tersebut, sehingga lebih mudah dimakan dan dicerna oleh manusia purba.
Dalam kehidupannya sehari-hari, para manusia purba membentuk kelompok berburu dan pengumpul makanan yang tersusun dalam satu keluarga. Jumlah orang yang terdapat dalam satu kelompok berburu dan pengumpul 10 – 20 orang per kelompok berburu. Laki-laki yang lebih kuat ditugaskan untuk berburu hewan–hewan besar dan buas, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Dan perempuan hanya bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan dari alam sekitarnya, serta mengurus anak.
Manusia sambil berburu hewan mengusahakan pula keamanan bagi dirinya. Sambil menghuni gua-gua yang cukup melindunginya terhadap berbagai bahaya, ia giat berburu berbagai jenis  hewan liar. Mula-mula berlandaskan pemikiran magis dimakannya jantung hewan dan diminumnya darahnya biar ketularan kuat, kemudian daging sisanya dimakannya pula. Kemudaian bisa menemukan api dan memakannya sesuai yang telah dibahas diatas.
Bersama dengan kebiasaan berburu itu lahirlah pula kebiasaan berperang melawan kelompok saingan mereka. Pihak yang dikalahkan yang tak dimatikan, ditawan dan dijadikan budak untuk dipekerjakan demi peningkatan kesejahteraan hidup para pemenang. Semakin maju taraf hidup, semakin banyak pula tersedia waktu luang dan ini mereka isi dengan aneka permainan dan tarian ; untuk itu mereka ciptakan pakaian-pakaian yang lebih cocok. Jika kegiatan seni awal ini meluap sampai malam hari, mereka membutuhkan penerangan dan untuk itu mereka menyalakan lampu, bahan bakarnya adalah dari lemak hewan atau minyak tumbuhan. Sekali muncul kesenian tadi lalu itu mereka hayati secara bersama lembang-lambang magis yang bertalian dengan nilai-nilai pendorong yang khas pula.
B. Forest gathering industry
Johnson E Fairchild (1964:170) industries included lumbering and the gathering or extracting of valuable product from trees. The gathering industry may be cultivated in plantations. The plantations method is really agriculture, rather than forestry because the trees are planted and tended by man. Latex for rubber and pine sap for turpentine and rosin, barks for medicines and cork, and many kinds of nuts are some of the forest products gathered from trees in their natural state.
“industry termasuk didalamnya adalah pemotongan dan pemanena kayu atau menyadap produk berharga dari pohon. Industri pemotongan dapat dibudidayakan di perkebunan. Metode perkebunan seperti pertanian, kehutanan bukan karena pohon ditanam dan cenderung oleh manusia.”
Sedangkan pengertian dari Forest gathering industry Merupakan suatu taraf ekonomi yang juga dilakukan oleh sekelompok manusia nomadis atau semi nomadis, tetapi disini sudah mulai menetap, karena adanya suatu tumbuh-tumbuhan, namun sekelompok manusia berpindah apabila keadaan tumbuh-tumbuhan telah mulai habis.
C. Mineral Working Industries
Merupakan suatu tahap yang dimana mineral-mineral (air, tanah dll) yang ada disekitar daerahnya mulai di mamfaatkan oleh sekelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan mulai menetap. Pada tahap ini manusaia sudah mulai meramu makanan dan tidak hanya mengandalkan hewan ataupun tumbuhan yang ada disekitar wilayahnya, dan menjadikan sumber-sumber mineral ini menjadi pusat budaya dan ekonomi.
Sekarang ini pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar industry.
Tidak sama seperti jaman dulu, seiring perkembangan jaman, sekarang ini untuk mendapatan barang tambang yang masih berada dialam diperlukan beberapa tahapan. Dimulai dengan eksplorasi yaitu melakukan kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang diperkirakan mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam bumi. Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun begitu, belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.
D. Pastoral Industries
Merupakan pertumbuhan yang pertama (hunting and fishering) yang dimana pada tahap ini manusia tidak hanya berburu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja namun mulai memelihara menjadi hewan-hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka panjang.
Zaman munculnya kaum peternak muncul baru pada sepuluh ribu yahun yang lalu. Kamajuan peradaban ini berlatar belakang pada perubahan alam. Es kutub mencair makin mundur ke arah kutub utara karena iklim di bumi makin menghangat. Gua-gau bisa ditinggalkan, bagi manusia terdampar padang-padang rumput hijau yang menawarkan pengupa jiwa baru yaitu peternakan. Bersama itu tentunya manusia berusaha menjinakan berbagai jenis hewan seperti anjing, babi, sapi, keledai, onta, doma dan rendeer. Ada puls jenis yang lebih mereka manfaatkan sebagai pembantu kerje seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan llama.
Memang ada dugaan bahwa usaha mengembangbiakan sapi ternak seperti itu dapat mula-mula lebih bermotivasikan religi daripada ekonomi dalam arti untuk diminum dan dimakan dagingnya. Sekali motivasi ekonomi ini berkembang lalu terjadi kebiasaan memanfaatkan susu, mentega, keju, kulit dan bulu hewan ternak yang melengkapi peradaban bangsa peternak.
Zaman munculnya kaum peternak muncul baru pada sepuluh ribu yahun yang lalu. Kamajuan peradaban ini berlatar belakang pada perubahan alam. Es kutub mencair makin mundur ke arah kutub utara karena iklim di bumi makin menghangat. Gua-gau bisa ditinggalkan, bagi manusia terdampar padang-padang rumput hijau yang menawarkan pengupa jiwa baru yaitu peternakan. Bersama itu tentunya manusia berusaha menjinakan berbagai jenis hewan seperti anjing, babi, sapi, keledai, onta, doma dan rendeer. Ada puls jenis yang lebih mereka manfaatkan sebagai pembantu kerje seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan llama.
E. Agriculture Industries
Merupakan pertumbuhan atau perkembangan yang kedua (forest gershering) pada tahan ini manusai mulai menetap dan bercocok taman. Dan melakukan pembaharuan sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Mata pencaharian bertani dapat muncul sesudah ada peternakan, akan tetapi dapat juga sudah mendampinginya sejak semula. Jika pada kaum pemburu dan peternak manusia melawan dunia hewan, setelah bertani ia harus menaklukan hutan-hutan lebat untuk diubahnya menjadi tanah garapan.
Sehubungan dengan itu muncul pertanyaan apakah yang mendorongnya untuk bertani. Dapat saja kegiatan menggali tanah itu berlatar belakang doromgsm religious, yakni waktu menanam mayat sesamanya dan kemudian dilihatnya tumbuh benih-benih yang tak sengaja ditanamnya. Bagaimanapun asal-usul pertanian, manusia mampu menguasai dunia tetumbuhan untuk dikembangbiakkan menurut keinginannya. Sehubungan itu, ia menjadi faham akan irama pemusiman serta fungsi sinar matahari dan hujan. Pengalaman selanjutnya memberikan pengetahuan untuk membedakan tanah yang baik dan yang kurang baik untuk pertanian.
Kerajinan pada petani maju yang bahannya dari tulang, tanah, lalu logam seperti tembaga, timah, perunggu, dan akhirnya besi. Dengan sendirinya alat-alat pertanian dan rumahtangga makin lengkap, baik yang dari besi maupun dari kayu. Hal ini dapat ditemukan misalnya di Cina, Jawa, Abesinia, Inggris, dan Prancis.
Sedangkan dewasa ini, yang dimaksud dengan Agrikultur adalah proses memproduksi makanan, panganan, serat, dan banyak hasil-hasil kebutuhan lain di sektor  pertanian tanaman-tanaman tertentu dan pertambahan hewan-hewan lokal (ternak). Praktek agrikultur dikenal juga sebagai  “pertanian”, saat para ahli, penemu, dan lain sebagainya mengubah metode-metode dan peralatan pertanian, dapat dikatakan agrikultur menjadi lebih berguna.
Bertani untuk menyambung hidup sering terjadi terhadap petani yang bertani di wilayah kecil dengan penghasilan terbatas dan hasil-hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan keluarganya. Selanjutnya iklan intensive agrikultur juga termasuk dalam perindustrian agrikultur, seperti pertanian meliputi ladang-ladang yang luas, banyaknya binatang-binatang, sumber penghasilan besar lain (pestisida, pupuk, insektisida, dll) dan mekanisasi yang bermutu tinggi.
Produksi barang-barang agrikultural meliputi kayu-kayuan, kulit hewan, perindustrian kimiawi (kanji, gula, alcohol, dan dammar), serat-serat (kapas, wol, rami, sutra dan rami halus), bahan bakar (metana dari biomas, etanol, biodisel), potongan bunga, tanaman hias, dan tanaman bibit, ikan tropis dan burung-burung untuk perdagangan binatang piaraan, dan obat-obatan sah maupun tidak sah (apotik hidup, tembakau, ganja, opium dan kokain).
Pada abad keduapuluh sudah terlihat perubahan besar-besaran pada praktek agrikultur, terutama agrikultural secara kimiawi meliputi penerapan pupuk kimia, insektisida kimiawi, dan fungisida kimia, peningkatan kualitas tanah, menganalisa produk-produk agrikultur, dan kebutuhan nutrisi hewan-hewan ternak.
Berawal di dunia barat, revolusi hijau menyebarkan banyak perubahan untuk pertanian di dunia, dengan kesuksesan yang bermacam-macam. Dewasa ini perubahan lain agrikultur termasuk hidroponik, pemeliharaan tanaman, hibridisasi, rekayasa genetika, pengelolahan nutrisi tanah yang lebih baik dan perbaikan pengawasan rumput liar. Tehnik genetika menghasilkan hasil panen yang memilikai kemampuan lebih dari tumbuhan alamiah biasa, seperti hasilnya yang lebih tinggi dan tahan terhadap penyakit. Pengubahan benih kecambah lebih cepat, dengan dan dapat ditanam di sebuah wilayah perluasan yang sedang ditumbuh .
Tehnik genetika dari tumbuh-tumbuhan membuktikan apa yang diperdebatkan, terutama sekali tentang melawan hama penyakit. Selama tahun 2006 diperkirakan 36% di dunia, para petani menggunakan agrikultur (turun dari 41% di tahun 1996) membuat semakin jauh dari para petani biasa.
Bagaimanapun pertanian mengalami penurunan terus-menerus sejak awal perindustrian yang relatif signifikan. Dan di tahun 2006 untuk pertama kalinya dalam sejarah, sektor pertanian berkurang drastis akibat dari sektor ekonomi yang mempekerjakan orang sebagai petani di seluruh dunia. Juga catatan produksi agrikultur tak lebih banyak 5% dari lusinan produk dunia (jumlah dari semua lusinan produk lokal)
F. Manufactural Industries
Pada tahap ini, terjadi penyelesaian suatu barang  dan merupakan perkembangan  dari pastoral dan agricultural. Manusia mulai mengolah hasil pastoral dan agricultural menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi  untuk keperluan sendiri maupun untuk ditukar dengan manusia lainnya.
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan.
Seperti yang telah dituliskan diatas, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya – dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya. Jadi pada jaman sekarang ini, industry manufaktur tdak hanya menciptakan barang dan mesin pengolah suatu barang, tapi juga perawatan dan perbaikan dari mesin-mesin tersebut.
G.commercial industry
Merupakan tahap memperdagangkan barang-barang jadi  dari hasil commodity hasil produksi individu maupun kelompok, dari daerah sekitarnya  dengan daerah lainnya.
Di zaman pertanian itu tidaklah berarti bahwa manusia hidup serba damai. Acap kali muncul perselisihan dan ketegangan antar kelompok yang dapat mendorong terjadinya migrasi kelompok yang merasa terancampun mengingsi, menjauh dari saingan yang kuat. Demi keberlanjutan keselamatanya, tempat tinggal baru merekapun mulai dipagari dengan tembok, dengan demikian lahirlah kota-kota yang pertama.
Meskipun mula-mula fungsi kota itu lebih sebagai kubu  pertahanan, kemudian menjadi tempat yang baik untuk pertemuan dan perdagangan. Para imam dan tukang-tukang ahlipun lebih suka untuk tinggal di kota. Selain karena keselamatan mereka yang lebih terjamin, juga kontak mereka dengan dunia luar mudah, yakni melalui para pedagang yang berasal dari daerah-daerah lain. Dengan demikian, peradaban kota identik dengan masyarakat berdagang.
Perdagangan sendiri tak selalu berlangsung denga baik tanpa kerusuhan. Di lingkungan bangsa yunani dewa pedagang adalah HERMES, yang juga merangkap sebagai dewa pencuri. Kadang-kadang selain  terjadi penipuan dalam perdagangan, muncul pula perampukan secara halus, meskipun mila-mula praktek perdagangan adalah  penukaran barang dengan barang yang dianggap sama nilainya.
Yang diperdagangkan itu beraneka ragam, dari perkakas, senjata, perhiasan, wanita, sampai ke garam dan baranh dari timah, tembaga, seng dan besi, bahkan budakpun diperdagangkan pada masa itu. Untuk kelancaran perdagangan, dibuatkan jalan-jalan yang menerobos hutan atau gurun, sehingga dengan begitu dirintis pembukaan jalan-jalan raya untuk masa mendatang. Dari jaringan lalu lintas dan perdagangan itu, kota-kota menempati titik silang kegiatan perdagangan.
Semakin majunya masyarakat membawa akibat yang lebih kompleks dalam perekonomian. Pertukaran barang tidak dilakukan secara barter, tetapi sudah menggunakan alat pembayaran berupa uang sebelum uang duli pernah dilakukan dengan emas atau perak untuk melakukan bertransaksi. Selain spesialisasi, pertukaran dapat pula ditimbulkan oleh adanya diferensiasi, yaitu dari bahan dasar yang sama terjadi berbagai jenis produk. Disamping proses penyebaran (dispersi), terdapat pula proses penyatuan (konsentrasi) dimana masing-masing kegiatan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Apabila konsentrasi itu dilakukan secara horizontal, disebut paralelisasi. Apabila beberapa tingkat rangkaian pengerjaan suatu barang yang sebelumnya dikerjakan oleh beberapa perusahaan, sekarang dikerjakan (disatukan) dalam suatu perusahaan disebut integrasi (penyatuan secara vertical).
Menurut asalnya, berbagai macam barang kebutuhan dapat diperoleh secara bebas tanpa memerlukan suatu usaha, seperti sinar matahari untuk keperluan penerangan, air hujan untuk minum dan penyubur tanaman, dan sebagainya. Barang-barang semacam ini disebut barang bebas (free goods).
H. Service Industries
Pada tahan ini perkembangan dan pembaharuan sudah semakin maju dan pesat pada kehidupan manusia. Tidak hanya mengandalkan hasil produksi secara hunting fishering, foret getshering, pastoral, agricultural dan lainnya sebagianya, namun sudah berkembang pada sector jasa atau industry jasa. Dimana manusia sudah mulai memiliki peradaban dan  budaya yang semakinnya maju dan berinovasi. Dari premitif menjadi modern dan memberikan gagasan dan hasil karya cipta yang ditampakkan.
Meningkatnya kesibukan orang, mengakibatkan mereka tidak bisa lagi melakukan segala hal yang pada jaman dahulu masih bisa dilakukannya sendiri. Seperti halnya masak dan mencuci, pada jaman sekarang ini sudah banyak sekali juru masak dan juru cuci. Selain itu, mobilitas yang besar juga menuntut fasilitas yang lengkap. Seperti halnya angkutan umum(jasa transportasi) yang mengangkut orang-orang yang hendak beraktifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi, ahmad. 2009. Perkembangn industri agrikultur. Diunduh dari http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/perkembangan-industri-agrikultur/ pada 24 September 2012 pukul 19:38
Dadang supardi. 2012.masa berburu dan mengumpulkan makanan. Diunduh dari  http://dangstars.blogspot.com/2012/09/masa-berburu-dan-mengumpulkan-makanan.html pada 24 September 2012 pukul 19:43
Daldjoeni. 1995. Geografi kesejarahan 1. Bandung: Alumni.
Fairchid, Johnson E. 1964. Principles Of Geography. USA: HOLT, RINEHART, and WINSTON Inc.
Suharyono. Geografi Negara Berkembang. Semarang: Semarang Press.
—.2010. Indusri dan Perdagangan. Diunduh dari http://hudyboom.blogspot.com/2010/09/latar-belakang-industri-dan-perdagangan_26.html  pada 24 September 2012 pukul 19:47
—.2011. Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia. Diunduh dari http://kre4tif.wordpress.com/2011/03/14/mata-pencaharian-masyarakat-indonesia/ pada 25 September 2012 pukul 17:04
—.2012. ekonomi budaya. Diunduh dari
—.—. Sejarah Manufaktur. Diunduh dari  http://tm.ubaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=19&Itemid=27  pada 24 September 2012 pukul 18:26


Komentar

Postingan Populer