Kegiatan Ekonomi Manusia dari Waktu ke Waktu
A. Hunting and Fishering Industry
Merupakan tahap manusia dalam pembaharuan, tahap manusia yang masih
premitif, ini biasanya masih nomeden atau nomadie (semi nomadis). Dalam hunting
dan fishering ini ,aktivitas manusia terbatas pada hewan-hewan yang
hidup di daerahnya saja. Yang dikenal pada zaman prasejarah yaitu zaman
berburu, dimana kehidupan manusia masih sifatnya berpindah-pindah dari satu ketempat
lainnya, dan bisa dikatakan sebagai budaya berpindah-pindah.
Dalam sumber lain, dikatakan bahwa Hunting and Fishering industries adalah
masa dimana cara manusia purba mengumpulkan makanan-makanan yang dibutuhkan
mereka untuk bertahan hidup adalah dengan berburu dan mengumpulkan makanan yang
tersedia dari alam (sungai, danau, laut, dan hutan-hutan yang ada di sekitar
tempat bermukim mereka pada saat itu). Masa Berburu dan Mengumpulkan makanan
terjadi pada masa Paleolithikum (zaman batu tua), yang berbarengan dengan kala
Pleistosen yang terjadi sejak 2 juta tahun yang lalu. Masa berburu dan
mengumpulkan makanan berlangsung selama 600.000 tahun. Pada masa berburu dan
mengumpulkan makanan tingkat lanjut, di Indonesia sudah ada usaha-usaha untuk bertempat tinggal secara tidak tetap di
gua-gua alam, utamanya di gua-gua paying, yang setiap saat mudah untuk
ditinggalkan, jika dianggap sudah tidak memungkinkan lagi tinggal di tempat
itu.
Pada tahap berburu dan mengumpulkan makanan ini, para manusia purba tidak
hidup secara menetap pada satu tempat secara permanen, melainkan secara nomaden
(Tidak menetap di satu tempat), karena mereka mengandalkan alam sepenuhnya
untuk persediaan makanan, mereka akan mencari bahan makanan di tempat baru
setelah di tempat yang lama telah habis pesediaan makanannya. Walau begitu,
mereka tidak sepenuhnya nomaden, karena mereka masih tinggal sementara di suatu
tempat tertentu, sehinga disebut seminomaden
Para manusia purba tersebut tinggal di kawasan yang berupa padang rumput
dengan semak belukar dan hutan kecil
di sekitarnya, dekat dengan sumber air, danau, dan rawa. Di kawasan itu, mereka
tinggal pada gua-gua yang ada, karena gua-gua tersebut terbilang aman dari
serangan musuh dan binatang buas dan siap pakai tanpa harus dibuat lagi. Gua
yang mereka tinggali bisa berupa gua alam (cave) atau gua payung bukit karang
(abris sous roche). Mereka menggunakan gua sebagai pangkalan / markas, mereka
pergi mencari makanan pada pagi hari dan pulang ke gua mereka pada saat hari
sudah sore. Besoknya mereka pergi mencari makanan lagi, tapi ke arah berbeda
dari yang mereka tempuh pada hari sebelumnya.
Makanan yang biasanya dicari dan dimakan oleh para manusia purba meliputi
tumbuhan-tumbahan, buah-buahan, biji-bijian, dan akar-akaran yang ditemukan
oleh mereka, dan daging hewan-hewan seperti rusa, kerbau, banteng, tapir,
monyet, gajah, dan kuda nil. Awalnya daging hewan ini dimakan mentah-mentah,
karena api belum ditemukan. Sesudah api ditemukan, daging mulai dibakar dengan
dimasukkan langsung ke api untuk melunakkan serat daging tersebut, sehingga
lebih mudah dimakan dan dicerna oleh manusia purba.
Dalam kehidupannya sehari-hari, para manusia purba membentuk kelompok
berburu dan pengumpul makanan yang tersusun dalam satu keluarga. Jumlah orang
yang terdapat dalam satu kelompok berburu dan pengumpul 10 – 20 orang per
kelompok berburu. Laki-laki yang lebih kuat ditugaskan untuk berburu
hewan–hewan besar dan buas, karena pekerjaan ini memerlukan tenaga yang cukup
besar untuk menghadapi segala bahaya yang mungkin terjadi. Dan perempuan hanya
bertugas untuk menyelesaikan pekerjaan yang ringan misalnya mengumpulkan makanan
dari alam sekitarnya, serta mengurus anak.
Manusia sambil berburu hewan mengusahakan pula keamanan bagi dirinya.
Sambil menghuni gua-gua yang cukup melindunginya terhadap berbagai bahaya, ia
giat berburu berbagai jenis hewan liar. Mula-mula berlandaskan pemikiran
magis dimakannya jantung hewan dan diminumnya darahnya biar ketularan kuat,
kemudian daging sisanya dimakannya pula. Kemudaian bisa menemukan api dan
memakannya sesuai yang telah dibahas diatas.
Bersama dengan kebiasaan berburu itu lahirlah pula kebiasaan berperang
melawan kelompok saingan mereka. Pihak yang dikalahkan yang tak dimatikan,
ditawan dan dijadikan budak untuk dipekerjakan demi peningkatan kesejahteraan
hidup para pemenang. Semakin maju taraf hidup, semakin banyak pula tersedia
waktu luang dan ini mereka isi dengan aneka permainan dan tarian ; untuk itu
mereka ciptakan pakaian-pakaian yang lebih cocok. Jika kegiatan seni awal ini
meluap sampai malam hari, mereka membutuhkan penerangan dan untuk itu mereka
menyalakan lampu, bahan bakarnya adalah dari lemak hewan atau minyak tumbuhan.
Sekali muncul kesenian tadi lalu itu mereka hayati secara bersama
lembang-lambang magis yang bertalian dengan nilai-nilai pendorong yang khas
pula.
B. Forest gathering industry
Johnson E Fairchild (1964:170) industries included lumbering and the
gathering or extracting of valuable product from trees. The gathering industry
may be cultivated in plantations. The plantations method is really agriculture,
rather than forestry because the trees are planted and tended by man. Latex for
rubber and pine sap for turpentine and rosin, barks for medicines and cork, and
many kinds of nuts are some of the forest products gathered from trees in their
natural state.
“industry termasuk didalamnya adalah pemotongan dan pemanena kayu atau
menyadap produk berharga dari pohon. Industri pemotongan dapat dibudidayakan di
perkebunan. Metode perkebunan seperti pertanian, kehutanan bukan karena pohon
ditanam dan cenderung oleh manusia.”
Sedangkan pengertian dari Forest gathering industry Merupakan suatu taraf
ekonomi yang juga dilakukan oleh sekelompok manusia nomadis atau semi nomadis,
tetapi disini sudah mulai menetap, karena adanya suatu tumbuh-tumbuhan, namun
sekelompok manusia berpindah apabila keadaan tumbuh-tumbuhan telah mulai habis.
C. Mineral Working Industries
Merupakan suatu tahap yang dimana mineral-mineral (air, tanah dll) yang ada
disekitar daerahnya mulai di mamfaatkan oleh sekelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup dengan mulai menetap. Pada tahap ini manusaia sudah mulai
meramu makanan dan tidak hanya mengandalkan hewan ataupun tumbuhan yang ada
disekitar wilayahnya, dan menjadikan sumber-sumber mineral ini menjadi pusat
budaya dan ekonomi.
Sekarang ini pertambangan dilakukan manusia dengan menggali, mengambil, dan
mengolah sumber daya alam yang terdapat di perut bumi untuk memenuhi sebagian
kebutuhan manusia. Kegiatan pertambangan tidak terbatas pada upaya penggalian
dan pengambilan saja, namun juga meliputi upaya-upaya pengolahan sumber daya
tersebut untuk dijadikan barang setengah jadi sebagai bahan dasar industry.
Tidak sama seperti jaman dulu, seiring perkembangan jaman, sekarang ini
untuk mendapatan barang tambang yang masih berada dialam diperlukan beberapa
tahapan. Dimulai dengan eksplorasi yaitu melakukan kegiatan penyelidikan dan penelitian pada suatu daerah yang
diperkirakan mengandung barang tambang tertentu. Tahap selanjutnya adalah eksploitasi yaitu tahap pengambilan atau penambangan barang tambang di dalam
bumi. Wilayah Indonesia sangat kaya akan potensi sumber daya alam. Namun
begitu, belum semua potensi yang dimiliki telah dipergunakan secara maksimal.
D. Pastoral Industries
Merupakan pertumbuhan yang pertama (hunting and fishering) yang dimana pada
tahap ini manusia tidak hanya berburu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja
namun mulai memelihara menjadi hewan-hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan
dalam jangka panjang.
Zaman munculnya kaum peternak muncul baru pada sepuluh ribu yahun yang
lalu. Kamajuan peradaban ini berlatar belakang pada perubahan alam. Es kutub
mencair makin mundur ke arah kutub utara karena iklim di bumi makin menghangat.
Gua-gau bisa ditinggalkan, bagi manusia terdampar padang-padang rumput hijau
yang menawarkan pengupa jiwa baru yaitu peternakan. Bersama itu tentunya manusia
berusaha menjinakan berbagai jenis hewan seperti anjing, babi, sapi, keledai,
onta, doma dan rendeer. Ada puls jenis yang lebih mereka manfaatkan sebagai
pembantu kerje seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan llama.
Memang ada dugaan bahwa usaha mengembangbiakan sapi ternak seperti itu
dapat mula-mula lebih bermotivasikan religi daripada ekonomi dalam arti untuk
diminum dan dimakan dagingnya. Sekali motivasi ekonomi ini berkembang lalu
terjadi kebiasaan memanfaatkan susu, mentega, keju, kulit dan bulu hewan ternak
yang melengkapi peradaban bangsa peternak.
Zaman munculnya kaum peternak muncul baru pada sepuluh ribu yahun yang
lalu. Kamajuan peradaban ini berlatar belakang pada perubahan alam. Es kutub
mencair makin mundur ke arah kutub utara karena iklim di bumi makin menghangat.
Gua-gau bisa ditinggalkan, bagi manusia terdampar padang-padang rumput hijau
yang menawarkan pengupa jiwa baru yaitu peternakan. Bersama itu tentunya
manusia berusaha menjinakan berbagai jenis hewan seperti anjing, babi, sapi,
keledai, onta, doma dan rendeer. Ada puls jenis yang lebih mereka manfaatkan
sebagai pembantu kerje seperti anjing, babi, kerbau, kuda, dan llama.
E. Agriculture Industries
Merupakan pertumbuhan atau perkembangan yang kedua (forest gershering) pada
tahan ini manusai mulai menetap dan bercocok taman. Dan melakukan pembaharuan
sesuai dengan lingkungan sekitarnya.
Mata pencaharian bertani dapat muncul sesudah ada peternakan, akan tetapi
dapat juga sudah mendampinginya sejak semula. Jika pada kaum pemburu dan
peternak manusia melawan dunia hewan, setelah bertani ia harus menaklukan
hutan-hutan lebat untuk diubahnya menjadi tanah garapan.
Sehubungan dengan itu muncul pertanyaan apakah yang mendorongnya untuk
bertani. Dapat saja kegiatan menggali tanah itu berlatar belakang doromgsm
religious, yakni waktu menanam mayat sesamanya dan kemudian dilihatnya tumbuh
benih-benih yang tak sengaja ditanamnya. Bagaimanapun asal-usul pertanian,
manusia mampu menguasai dunia tetumbuhan untuk dikembangbiakkan menurut keinginannya.
Sehubungan itu, ia menjadi faham akan irama pemusiman serta fungsi sinar
matahari dan hujan. Pengalaman selanjutnya memberikan pengetahuan untuk
membedakan tanah yang baik dan yang kurang baik untuk pertanian.
Kerajinan pada petani maju yang bahannya dari tulang, tanah, lalu logam
seperti tembaga, timah, perunggu, dan akhirnya besi. Dengan sendirinya
alat-alat pertanian dan rumahtangga makin lengkap, baik yang dari besi maupun
dari kayu. Hal ini dapat ditemukan misalnya di Cina, Jawa, Abesinia, Inggris,
dan Prancis.
Sedangkan dewasa ini, yang dimaksud dengan Agrikultur adalah proses
memproduksi makanan, panganan, serat, dan banyak hasil-hasil kebutuhan lain di
sektor pertanian tanaman-tanaman tertentu dan pertambahan hewan-hewan
lokal (ternak). Praktek agrikultur dikenal juga sebagai “pertanian”, saat
para ahli, penemu, dan lain sebagainya mengubah metode-metode dan peralatan
pertanian, dapat dikatakan agrikultur menjadi lebih berguna.
Bertani untuk menyambung hidup sering terjadi terhadap petani yang bertani
di wilayah kecil dengan penghasilan terbatas dan hasil-hasilnya hanya cukup
untuk kebutuhan keluarganya. Selanjutnya iklan intensive agrikultur juga
termasuk dalam perindustrian agrikultur, seperti pertanian meliputi
ladang-ladang yang luas, banyaknya binatang-binatang, sumber penghasilan besar
lain (pestisida, pupuk, insektisida, dll) dan mekanisasi yang bermutu tinggi.
Produksi barang-barang agrikultural meliputi kayu-kayuan, kulit hewan,
perindustrian kimiawi (kanji, gula, alcohol, dan dammar), serat-serat (kapas,
wol, rami, sutra dan rami halus), bahan bakar (metana dari biomas, etanol,
biodisel), potongan bunga, tanaman hias, dan tanaman bibit, ikan tropis dan
burung-burung untuk perdagangan binatang piaraan, dan obat-obatan sah maupun
tidak sah (apotik hidup, tembakau, ganja, opium dan kokain).
Pada abad keduapuluh sudah terlihat perubahan besar-besaran pada praktek
agrikultur, terutama agrikultural secara kimiawi meliputi penerapan pupuk
kimia, insektisida kimiawi, dan fungisida kimia, peningkatan kualitas tanah,
menganalisa produk-produk agrikultur, dan kebutuhan nutrisi hewan-hewan ternak.
Berawal di dunia barat, revolusi hijau menyebarkan banyak perubahan untuk
pertanian di dunia, dengan kesuksesan yang bermacam-macam. Dewasa ini perubahan
lain agrikultur termasuk hidroponik, pemeliharaan tanaman, hibridisasi,
rekayasa genetika, pengelolahan nutrisi tanah yang lebih baik dan perbaikan
pengawasan rumput liar. Tehnik genetika menghasilkan hasil panen yang memilikai
kemampuan lebih dari tumbuhan alamiah biasa, seperti hasilnya yang lebih tinggi
dan tahan terhadap penyakit. Pengubahan benih kecambah lebih cepat, dengan dan
dapat ditanam di sebuah wilayah perluasan yang sedang ditumbuh .
Tehnik genetika dari tumbuh-tumbuhan membuktikan apa yang diperdebatkan,
terutama sekali tentang melawan hama penyakit. Selama tahun 2006 diperkirakan
36% di dunia, para petani menggunakan agrikultur (turun dari 41% di tahun 1996)
membuat semakin jauh dari para petani biasa.
Bagaimanapun pertanian mengalami penurunan terus-menerus sejak awal
perindustrian yang relatif signifikan. Dan di tahun 2006 untuk pertama kalinya
dalam sejarah, sektor pertanian berkurang drastis akibat dari sektor
ekonomi yang mempekerjakan orang sebagai petani di seluruh dunia. Juga catatan
produksi agrikultur tak lebih banyak 5% dari lusinan produk dunia (jumlah dari
semua lusinan produk lokal)
F. Manufactural Industries
Pada tahap ini, terjadi penyelesaian suatu barang dan merupakan
perkembangan dari pastoral dan agricultural. Manusia mulai mengolah
hasil pastoral dan agricultural menjadi barang setengah jadi atau menjadi
barang jadi untuk keperluan sendiri maupun untuk ditukar dengan
manusia lainnya.
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat
dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata
manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas,
adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1)
perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana
produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan
pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan
operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas
yang diperlukan.
Seperti yang telah dituliskan diatas, teknik manufaktur berhubungan dengan
produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah
produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai
ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar
kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang
lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk
yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini
sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda
tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan
dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat,
gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang
(ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci
(1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis
mesin, serta ribuan produk lainnya – dibangun dari perakitan sejumlah komponen
yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat
melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping
produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana
produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah
mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press
untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat
komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama
pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin
tersebut selama umur hidupnya. Jadi pada jaman sekarang ini, industry
manufaktur tdak hanya menciptakan barang dan mesin pengolah suatu barang, tapi
juga perawatan dan perbaikan dari mesin-mesin tersebut.
G.commercial industry
Merupakan tahap memperdagangkan barang-barang jadi dari hasil
commodity hasil produksi individu maupun kelompok, dari daerah
sekitarnya dengan daerah lainnya.
Di zaman pertanian itu tidaklah berarti bahwa manusia hidup serba damai.
Acap kali muncul perselisihan dan ketegangan antar kelompok yang dapat mendorong
terjadinya migrasi kelompok yang merasa terancampun mengingsi, menjauh dari
saingan yang kuat. Demi keberlanjutan keselamatanya, tempat tinggal baru
merekapun mulai dipagari dengan tembok, dengan demikian lahirlah kota-kota yang
pertama.
Meskipun mula-mula fungsi kota itu lebih sebagai kubu pertahanan,
kemudian menjadi tempat yang baik untuk pertemuan dan perdagangan. Para imam
dan tukang-tukang ahlipun lebih suka untuk tinggal di kota. Selain karena
keselamatan mereka yang lebih terjamin, juga kontak mereka dengan dunia luar
mudah, yakni melalui para pedagang yang berasal dari daerah-daerah lain. Dengan
demikian, peradaban kota identik dengan masyarakat berdagang.
Perdagangan sendiri tak selalu berlangsung denga baik tanpa kerusuhan. Di
lingkungan bangsa yunani dewa pedagang adalah HERMES, yang juga merangkap
sebagai dewa pencuri. Kadang-kadang selain terjadi penipuan dalam
perdagangan, muncul pula perampukan secara halus, meskipun mila-mula praktek
perdagangan adalah penukaran barang dengan barang yang dianggap sama
nilainya.
Yang diperdagangkan itu beraneka ragam, dari perkakas, senjata, perhiasan,
wanita, sampai ke garam dan baranh dari timah, tembaga, seng dan besi, bahkan
budakpun diperdagangkan pada masa itu. Untuk kelancaran perdagangan, dibuatkan
jalan-jalan yang menerobos hutan atau gurun, sehingga dengan begitu dirintis
pembukaan jalan-jalan raya untuk masa mendatang. Dari jaringan lalu lintas dan
perdagangan itu, kota-kota menempati titik silang kegiatan perdagangan.
Semakin majunya masyarakat membawa akibat yang lebih kompleks dalam
perekonomian. Pertukaran barang tidak dilakukan secara barter, tetapi sudah
menggunakan alat pembayaran berupa uang sebelum uang duli pernah dilakukan
dengan emas atau perak untuk melakukan bertransaksi. Selain spesialisasi,
pertukaran dapat pula ditimbulkan oleh adanya diferensiasi, yaitu dari bahan
dasar yang sama terjadi berbagai jenis produk. Disamping proses penyebaran
(dispersi), terdapat pula proses penyatuan (konsentrasi) dimana masing-masing
kegiatan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Apabila konsentrasi itu
dilakukan secara horizontal, disebut paralelisasi. Apabila beberapa tingkat
rangkaian pengerjaan suatu barang yang sebelumnya dikerjakan oleh beberapa
perusahaan, sekarang dikerjakan (disatukan) dalam suatu perusahaan disebut
integrasi (penyatuan secara vertical).
Menurut asalnya, berbagai macam barang kebutuhan dapat diperoleh secara
bebas tanpa memerlukan suatu usaha, seperti sinar matahari untuk keperluan
penerangan, air hujan untuk minum dan penyubur tanaman, dan sebagainya.
Barang-barang semacam ini disebut barang bebas (free goods).
H. Service Industries
Pada tahan ini perkembangan dan pembaharuan sudah semakin maju dan pesat
pada kehidupan manusia. Tidak hanya mengandalkan hasil produksi secara hunting
fishering, foret getshering, pastoral, agricultural dan lainnya sebagianya,
namun sudah berkembang pada sector jasa atau industry jasa. Dimana manusia
sudah mulai memiliki peradaban dan budaya yang semakinnya maju dan
berinovasi. Dari premitif menjadi modern dan memberikan gagasan dan hasil karya
cipta yang ditampakkan.
Meningkatnya kesibukan orang, mengakibatkan mereka tidak bisa lagi
melakukan segala hal yang pada jaman dahulu masih bisa dilakukannya sendiri.
Seperti halnya masak dan mencuci, pada jaman sekarang ini sudah banyak sekali
juru masak dan juru cuci. Selain itu, mobilitas yang besar juga menuntut
fasilitas yang lengkap. Seperti halnya angkutan umum(jasa transportasi) yang
mengangkut orang-orang yang hendak beraktifitas.
DAFTAR PUSTAKA
Ashadi, ahmad. 2009. Perkembangn industri agrikultur.
Diunduh dari http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_pangan/perkembangan-industri-agrikultur/ pada 24 September 2012 pukul 19:38
Dadang supardi. 2012.masa berburu dan mengumpulkan
makanan. Diunduh dari http://dangstars.blogspot.com/2012/09/masa-berburu-dan-mengumpulkan-makanan.html pada 24 September 2012 pukul 19:43
Daldjoeni. 1995. Geografi kesejarahan 1. Bandung: Alumni.
Fairchid, Johnson E. 1964. Principles Of Geography. USA: HOLT, RINEHART,
and WINSTON Inc.
Suharyono. Geografi Negara Berkembang. Semarang: Semarang
Press.
—.2010. Indusri dan Perdagangan. Diunduh dari http://hudyboom.blogspot.com/2010/09/latar-belakang-industri-dan-perdagangan_26.html pada 24
September 2012 pukul 19:47
—.2011. Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia. Diunduh dari http://kre4tif.wordpress.com/2011/03/14/mata-pencaharian-masyarakat-indonesia/ pada 25 September 2012 pukul 17:04
—.2012. ekonomi budaya. Diunduh dari
—.—. Sejarah Manufaktur. Diunduh dari http://tm.ubaya.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=19&Itemid=27 pada 24
September 2012 pukul 18:26
Diunduh dari https://www.google.co.id/search?hl=id&site=imghp&tbm=isch&sa=1&q=mata+pencaharian+mengolah+hutan&oq=mata+pencaharian+mengolah+hutan&gs_l=img.3…6952340.6959745.0.6960615.21.20.0.0.0.4.585.2970.2/ pada 27 September 2012 pukul 07:07
Komentar
Posting Komentar